MEMAHAMI DENGAN MUDAH KONSEP FLOKULASI
DAN DEFLOKULASI
Dalam
bidang ilmu farmasi, kata kata ilmiyah bukanlah hal yang asing lagi ditelinga
kita, seperti flokulasi, deflokulasi, coalesens, creaming dan lain lain. hal
ini sangatlah penting untuk diketaui karena sebagai seseorang yang mempelajari
suatu disiplin ilmu pasti yang segala sesuatunya harus benar benar
dipertanggungjawabkan, kita harus benar benar mempelajarinya. Seperti halnya
flokulasi dan deflokulasi kedua hal ini sangtlah penting untuk dipelajari,
terutama perbedaan dari keduanya.
APA ITU FLOKULASI ?
Dalam
sediaan cair seperti suspensi, flokulasi secara umum didefinisikan sebagai
suatu proses mengendapnya partikel karena adanya gaya gravitasi dan faktor
faktor lain yang mempengaruhi seperti besarnya ukuran partikel, rendahnya
viskositas sediaan dan faktor-faktor lainya, dalam sistem suspensi terbagi atas
dua yaitu sistem flokulasi dan deflokulasi. Untuk memahaminya pertama-tama kita
harus memahami terlebih dahulu sifat dan karakteristik dari partikel.
APA SAJA SIFAT DAN KARAKTERISTIK
PARTIKEL ?
Sebagaimana yang kita ketahui secara teoritis
partikel adalah sebuah
satuan dasar dari benda atau materi. Bisa juga dikatakan Partikel merupakan
satuan bagian terkecil dari suatu materi. Jenis Partikel ini ada 3 yaitu: atom,
molekul, dan ion. Jadi baik atom, molekul, dan ion ke tiga-nya merupakan satuan
terkecil dari materi yg secara umum disebut partikel.
Partikel berdasarakan jenisnya ada yang berbentuk
padatan, cairan maupun gas. Yang umumnya
memiliki muatan yang memungkinkan setiap partikel dapat berinteraksi antar
partikel sejenis maupun dengan yang tidak sejenis, pada permukaan partikel
memiliki tingkat energi yang berbeda beda, umumnya disebut energi bebas
permukaan. Energy bebas permukaan ini memiliki korelasi dengan ukuran partikel
dan interaksinya, ukuran partikel berbanding terbalik dengan energy bebas
permukaan dan berbanding lurus dengan kecenderungan partikel untuk
berinteraksi, sederhananya semakin besar ukuran partikel maka energi bebas permukaan
semakin kecil, energi bebas permukaan yang kecil maka kecenderungan partikel
berinteraksi semakin kecil juga.
TERUS APA HUBUNGANNYA SIFAT PARTIKEL
DENGAN FLOKUKASI DAN DEFLOKULASI ?
Sifat
partikel yang terdispersi dalam fase pendispersi (bukan larutan) pada umumnya
tetap akan mengalami pemisahan, hanya saja memiliki waktu yang berbeda beda
tergantung faktor faktor yang mempengaruhinya, berdasarkan persamaan hokum
stokes yang menyatakan bahwa kecepatan pengendapan berbanding lurus dengan
diameter partikel, bobot jenis dan gravitasi, dan berbanding terbalik dengan
viskositas.
Flokulasi dan deflokulasi keduanya sama sama merupakan proses pengendapan, namun memiliki letak perbedaanya ada pada bentuk partikel yang terflokulasi, untuk partikel yang mengendap pada suspensi sistem flokulasi adalah partikel yang terbuka, yang apa bila membentuk endapan masi terdapat rongga rongga yang yang memungkinkan endapan pada suspensi sitem flokulasi dapat diredispersikan, berbeda dengan suspensi sistem deflokulasi, bentuk partikel yang membentuk endapan adalah flokulat sistem tertutup, yang menyebabkan endapan yang terbentuk tidak dapat diredispersikan lagi.
Flokulasi dan deflokulasi keduanya sama sama merupakan proses pengendapan, namun memiliki letak perbedaanya ada pada bentuk partikel yang terflokulasi, untuk partikel yang mengendap pada suspensi sistem flokulasi adalah partikel yang terbuka, yang apa bila membentuk endapan masi terdapat rongga rongga yang yang memungkinkan endapan pada suspensi sitem flokulasi dapat diredispersikan, berbeda dengan suspensi sistem deflokulasi, bentuk partikel yang membentuk endapan adalah flokulat sistem tertutup, yang menyebabkan endapan yang terbentuk tidak dapat diredispersikan lagi.
LALU SISTEM SUSPENSI APA YANG TERBAIK
?
Sistem
suspensi yang baik bukan flokulasi ataupun deflokulasi, tapi suspense yang baik
yaitu gabungan dari sistem suspensi flokulasi dan deflokulasi, yaitu suspensi
yang yang memiliki kecepatan pengendapan yang rendah dan apabila bila terbentuk
endapan akan mudah diredispersikan kembali.
BAGAIAMANA HUBUNGANNYA DENGAN
STABILITIAS SEDIAAN FARMASI ?
Sistem
flokulasi dan deflokulasi dua duanya adalah suatu bentuk ketidak stabilan,
kenapa dikatakan demikian karena kedua sistem adalah proses pengendapan
partikel, dimana hal ini tidaklah diinginkan untuk terjadi, karena dapat
mempengaruhi homogenitas sediaan, bisa dibayangkan bagaiaman jika suatu sediaan
obat cair yang partikel dari zat aktifnya megalami pengendapan, hal ini
mempengarui keseragaman dosis, sederananya, ketika konsentrasi obat lebih
banyak pada bagian bawah wadah, otomatis pada bagian atas memiliki konsentrasi
obat yang lebih rendah, hal ini dapat mempengaruhi terapi dari suatu obat.
APA SAJA SEDIAAN SEDIAN YANG TERGOLONG
SISTEM FLOKULASI DAN YANG TERGOLONG SISTEM
DEFLOKULASI ?
Suspensi suspensi yang
tergolong dalam sistem flokulasi pada umumnya yaitu yang memiliki viskosistas
yang lebih rendah, sehingga menyebabkan partikel cepat mengendap, biasanya pada
suspensi kering (dry suspension), jenis suspensi ini setelah direkonstitusi dan
didiamkan pada saat penyimpanan, akan cepat membentuk endapan, namun mudahh
untuk diredispersikan lagi, sedangkan untuk suspensi sistem deflokulasi adala
suspense yang memiliki viskositas yang tinggi karena adanya penggunaan
suspending agent pada formulasi sediaan, hal ini yang memungkinkan proses
pengendapan menjadi lebih lambat, dan ketika terbentuk endapan, tidak dapat
diredispersikan lagi.
Hal ini, tidak
dijadikan dasar sepenuhnya, karena penggolongan suspensi flokulasi dan
deflokulasi bergantung pada banyak faktor, seperti bentuk partikel, ukuran
partikel, viskositas ediaan dan faktor faktor lainnya.
BAGAIMANA
MENGATAHUI SEDIAAN YANG MASIH STABIL DAN YANG SUDAH RUSAK ?
Pada
umumnya untuk mengetahui sediaan yang mengalami kerusakan maupun sediaan yang
stabil pada umumnya dapat dlakukan berbagai cara, baik itu secara instrumental
maupun pengamatan visual. Sediaan yang mengalami kerusakan pada umumnya
terlihat adanya perubahan fisik, berupa perubahan warna, pengendapan,
penggumpala, perubahan bau dan parameter parameter lain, untuk sediaan dispersi
kerusakan biasanya ditandai dengan adanya penggumpalan partikel membentuk
aglomerat, pemisahan fase, hingga pengendapan partikel yang tidak dapat
didipersikan lagi (Caking), pada
kondisi terntentu juga dapat terjadi reaksi oksidasi ataupun hidrolisis yang
menyebabkan adanya perubahan warna ataupun aroma. Untuk sediaan sediaan obat
cair lainnya memiliki parameter yang kurang lebih sama dan juga ada yang
berbeda untuk menentukan terjadinya kerusakan.
BAGAIMANA PERAN FARMASI MENGENAI HAL
INI ?
farmasi
telah melakukan berbagai cara untuk memodifikasi dan pengembangkan kinerja dari
suspending agent untuk meningkatkan stabilitas sediaan suspense, sebagaimana
yang diketahui bahwa efek penambahan suspending terhadap proses flokulasi
sangatlah berhubungan.
pending
agent digunakan untuk meningkatkan viskositas dan memperlambat proses
pengendapan. Pembuat formulasi harus memilih suspending agent secara tunggal
atau kombinasi dan pada konsentrasi yang tepat. Faktor yang mempengaruhi
pemilihan suspending agent yaitu: kesesuaian secara kimia dengan bahan yang
lain, khususnya obat, pengaruh pH obat, penampilan, dan harga (Nash, 1996).
Para
ahli farmasi hingga saat ini terus melakukan penelitian-penelitian terkait
pengembangan stabilitas sediaan. Beberapa diantaranya ialah studi stabilitas
fisik suspensi oral rofecoxib menggunakan pendekatan flokulasi terkontrol,
investigasi sifat suspending agent menggunakan AlOH sebagai pemodelan obat dan
masih bnyak peranan farmasi lainnya dalam al peningkatan stabilitas sediaan
farmasi.
APA HAL-HAL YAG HARUS DIKETAUI OLEH
KONSUMEN ?
Mengetahui karakteristik perbedaan masing masing
sediaan obat laruta, cara penggunaan hingga penyimpanan, Untuk sediaan
suspensi, memiliki masala utama terkait ketidakstabilan partikel untuk selalu
berada pada keadaan terdispersi, sediaan suspense pada umumnya akan mengalami
pengendapan setelah penyimpanan pada waktu tertentu, oleh sebab itu penggojokan
perlu dilakukan untuk menjamin distribusi dosis sebelum suspense dikonsumsi,
penyimpanan disrankan untuk dihindari dari paparan cahaya langsung, suhu yang
tinggi, jangkauan anak anak dan hindari faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi stabilitas sediaan obat. Sebelum dikonsumsi kondisi obat perlu
dichek terlebih dahulu menggunakan pengamatan visual untuk mengetahui adanya
kerusakan obat serta perhatikan tanggal kadarluarsa.
Semoga
Bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M,
2000, Farmasetika, 2000, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Ansel, H.C.,
1995, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press; Jakarta
Aulton, M. E.,
2003, Pharmaceutics The Science of Dosage
Form Design, Second Edition, 408, ELBS Fonded by British Goverment.
Joenoes N.Z.,
2001, ARS Prescribendi Resep Yang
Rasional, Edisi 1, hal.16, Airlangga University Press, Surabaya.
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori
dan Praktek Farmasi Industri,. Edisi Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta.
Lachman, L.,
Lieberman, A. H., and Kanig L. J., 1996, Teori
dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Suyatmi S., Edisi ketiga,
399-401, 405-412, UI Press, Jakarta.
Muralidhar, S. et al. 2013.
Studies on Physical Stability of Rofecoxib Oral Suspension Using
Controlled Flocculation Approach. Orissa; India
Nash, A. R.,
1996, Pharmaceutical Suspensions, in
Herbert A. Lieberman, Martin M. Rieger, Gilberts, Banker, Pharmeceutical Dosage
Forms : Disperse Systems, Vol. 2, New York
Ordu,
J. And Amarauche, C. 2015. Natural
Hydrogel Obtained from Cochorus
Olitorious Plants. II: Investigation of the Suspending Properties using
Aluminium Hydroxide as a Model Drug. University of Port
Harcourt; University of Nigeria, Nsukka.
Priyambodo,
B., 2007, Manajemen Farmasi Industri, Global Pustaka
Utama,Yogyakarta.
Retno, M. 2010. Formulasi
Suspensi Siprofloksasin Menggunakan Suspending
Agent Pulvis Gummi Arabici: Uji Stabilitas Fisik Dan Daya Antibakteri.
Universitas Muhammadiyah Surakarta; Surakarta.